Di sungai Citanduy tersebut ada sebuah bendungan bernama Manganti. Dari sinilah air mengaliri ladang petani di dua Kecamatan berbeda Kabupaten dan Provinsi. Dari bendungan manganti ini, airnya juga mengaliri waduk atau danau bernama Bojongrongga.
Namanya Danau Bojongrongga. Konon tempat ini mempunyai kesan akan kisah horor dan angker. Pasalnya menurut keterangan dari masyarakat setempat lokasi danau ini adalah wilayah berkumpulnya Buaya Putih untuk melakukan ritual bertapa.
Namun kisah mistis itupun kini menjelma jadi Desa Wisata yang cantik dan dikunjungi oleh banyak orang baik dari dalam kota maupun luar kota.
Kesan angker dan gelap itu pun kini berubah. Di sepanjang danau Bojongrongga dan jalan alternatif dari Sidareja, melalui Kedungreja Cilacap Jawa Tengah menuju ke arah Purwodadi, Ciawitali, Banjarsari, Lakbok Kabupaten Ciamis. Bahkan ke Langensari Kota Banjar Jawa Barat. Itupun diterangi Lampu-lampu yang berasal dari lesehan yang terjejer sepanjang kawasan tersebut.
Salahsatu pemilik Lesehan di Danau Bojongrongga Asih menjelaskan. Dahulu tempat ini hanya danau biasa dan pada saat itu hanya terdapat satu warung yang kemudian kini lebih dikenal dengan Mbah Suro.
Lebih lanjut. Asih mengungkapkan bahwa warung-warung yang berada di sepanjang danau Bojongrongga kini mulai banyak. tadinya cuma bebek-bebekan sekitar 4 tahun lalu. dan baru seperti sekarang belum lama.
"Jadi, sekitar 4 tahun lalu yang ada cuma bebek-bebekan air. Sekarang, ya belum lama sudah ada warung atau lesehan sepanjang danau serta terdapat wahana bermain anak," Katanya.
"Para pengunjung yang datang dari luar kota untuk berlibur atau ingin berburu kuliner disini cukup banyak ada yang dari purbalingga sana," Imbuhnya.
Related Posts
Tambahkan Komentar Sembunyikan